Kamis, 21 Maret 2013

TEMPO.CO, Jakarta - PT Inhutani III akan memasok 300 ribu ton tanaman trubusan untuk bahan baku pabrik palet kayu (wood chips) PT SL Agro Industry. Oleh SL Agro, palet tersebut akan diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan pengganti batubara. Bahan energi ini kemudian akan dijual kepada perusahaan energi asal Korea, Korean Western Power Co Ltd.

Sebagai penanda awal kerja sama tersebut, sebuah memorandum of understanding akan ditandatangani oleh tiga perusahaan tersebut. "Penandatanganan MoU ini sebagai pengesahan perjanjian ketiga perusahaan itu," kata Direktur Utama Inhutani III, Bambang Widiantoro di Kementerian Kehutanan, Selasa, 19 Maret 2013.

Bambang menargetkan, kerja sama itu akan menambah pendapatan total perusahaan hingga 10 persen dari pendapatan total perusahaan selama 2012 yang sebesar Rp 80 miliar. "Bahkan saat mereka bisa memasok kayu secara maksimal hingga 300 ribu ton, pendapatan total perusahaan kami bisa meningkatkan hingga 25 persen dari pendapatan total kami saat ini," kata Bambang.

Untuk awal perjanjian, kata Bambang, Inhutani III akan memasok bahan baku ke pabrik SL Agro Industry sebanyak 30 ribu ton pada Agustus tahun ini. Inhutani akan menambah pasokan tanaman trubusan menjadi 100 ribu ton pada 2014 mendatang. Lalu pada 2015, Inhutani III kembali menambah pasokan menjadi 300 ribu ton.

Seluruh pasokan tanaman tersebut, kata Bambang, didapat Inhutani III dari hutan konsesi mereka di Pelaihari, Kalimantan Selatan. Mereka memiliki hutan tanaman industri di sana seluas 25 ribu hektar. Sebanyak 5.000 hektar area akan ditanami tanaman trubusan seperti pohon sengon, ekaliptus, dan glirisidia untuk bahan baku palet kayu SL Agro Industry.

Tanaman tersebut dipilih karena lebih mudah tumbuh dan dalam waktu dua tahun sudah dapat ditebang sehingga lebih cepat dipanen. Selain itu, tanaman tersebut juga memiliki kandungan kalori yang cukup baik sebagai bahan bakar pengganti batubara. "Kandungan kalori dari tanaman yang kami pasok saat menjadi palet kayu bisa mencapai 4.800 kalori per kilogram," kata Bambang.

Untuk mempersiapkan bisnis usaha pemasokan tersebut, kata Bambang, Inhutani III telah menyiapkan dana investasi sebesar Rp 40 miliar untuk menanam tanaman trubusan di hutan tanaman tanaman industri mereka. Inhutani III juga berencana untuk mengajukan pinjaman dari badan layanan umum Kementerian Kehutanan sebesar Rp 34 miliar untuk tambahan modal menanam tanaman trubusan dengan masa tenor pinjaman tiga tahun.

CEO Korean Western Power Co Ltd, You Dongsoo, menyambut baik kerja sama tiga perusahaan tersebut. Ia berharap, perjanjian tersebut dapat menguntungkan ketiga perusahaan. "Kerja sama ini akan menjadikan kami sebagai penyedia energi terbarukan berbasis palet kayu," kata Dongsoo pada kesempatan yang sama.
Posted by Nukil On 21.57 No comments READ FULL POST
Jakarta (BERITASATU.COM)- Laporan terbaru yang dilansir Greenomics Indonesia mengungkapkan, raksasa Asia Pulp and Paper (APP) menipu publik dengan kampanye perlindungan hutan alamnya. Pasalnya, perusahaan tersebut telah lebih dulu membabat habis hutan alam di konsesinya sebelum kampanye itu digemakan.

“Kampanye APP adalah sesuatu yang licik. Sebab sebelum melansir kampanye perlindungan hutan alam, APP sudah menghabisi hutan alam yang ada dikonsesinya,” kata Direktur Eksekutif Greenomics Elfian Effendi di Jakarta, Rabu (20/3).

Dalam laporannya "Penipuan Penuh Seni APP”, yang dilansir 18 Maret 2013, Greenomics melakukan analisis spasial yang mengacu pada data deliniasi makro-mikro, rencana kerja usaha (RKU), dan rencana kerja tahunan (RKT) pada masing-masing konsesi APP dan pemasoknya.

Greenomics juga melakukan analisis berdasarkan rencana pemanfaatan bahan baku pabrik PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) dan PT Lontar Papyrus Pulp dan Paper (LPPP). Terbukti, dua pabrik pulp dan kertas APP tersebut akan memanfatkan sedikitnya 2 juta meter kubik kayu hutan alam tahun ini. Ironisnya, kayu hutan alam yang kini berada di tempat penampungan kayu APP adalah hasil penebangan yang dipercepat jelang peluncuran kampanye perlindungan hutan.

“Jadi mereka kebut penebangan hutan alam, sebelum kemudian memposisikan diri sebagai korporasi yang terdepan dalam perlindungan hutan alam,” papar dia.

Elfian menjelaskan, beberapa konsesi APP yang masih akan memasok kayu alam pada 2013, diantaranya PT Suntara Gajapati yang akan memasok (70.000 meter kubik), PT Ruas Utama Jaya (50.000 meter kubik), PT Bina Duta Laksana (20.000 meter kubik), PT Bumi Persada Permai (25.000 meter kubik), PT Tri Pupajaya (63.000 meter kubik), dan PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa (201.000 meter kubik)

Dalam laporannya, Greenomics menyatakan, sebagian besar kayu hutan alam tersebut dibabat pada awal Desember 2012 hingga jelang akhir Januari 2013. APP kemudian mengumumkan kampanye untuk tidak lagi menebang hutan alam mulai 1 Februari 2013.

Dengan fakta tersebut, Elfian justru meminta agar korporasi pengelola hutan di Indonesia tidak meniru langkah yang diambil APP.

“Jika langkah itu dilakukan sama artinya dengan percepatan pengundulan hutan alam di tanah air,” kata dia.

Pihaknya mengingatkan, perlindungan hutan yang dikampanyekan APP tidak bisa mengklaim hutan yang berada di kawasan lindung seperti sempadan sungai atau lahan dengan kelerengan curam dan areal yang harus dipertahankan sesuai dengan ketentuan deliniasi makro-mikro seperti ditetapkan Kementerian Kehutanan. Sebab, pengelola hutan lain di Indonesia juga melakukan hal yang sama.

“Jadi mereka tidak pantas mengaku yang terdepan sementara perusahaan yang lain juga melakukan hal sama karena memang diwajibkan oleh pemerintah,” ujar dia.

Elfian juga menyayangkan terlibatnya organisasi internasional dalam kampanye APP. Dia menilai, hal itu dimungkinkan karena minimnya data yang dimiliki organisasi tersebut. Dia berharap organisasi tersebut menghentikan kerjasama dengan APP sampai dilakukannya audit menyeluruh terhadap areal APP.

“Jika tidak, saya menduga ada sesuatu dibalik kerjasama tersebut,” jelas dia.

APP mengumumkan penghentian pembukaan hutan alam pada areal konsesi dan seluruh rantai pasokan bahan bakunya pada 5 Februari lalu menyusul dilansirnya Sustainability Roadmap APP Visi 2020 yang diluncurkan Juni 2012. Kebijakan tersebut lebih cepat dua tahun dari rencana pelaksanaan pada 2015.
Posted by Nukil On 02.55 No comments READ FULL POST

Selasa, 19 Maret 2013

Bagi Pemegang IUPHHK-HT, Pemegang Hak Pengelolaan, Dinas Kehutanan Provinsi, DInas Kehutanan Kabupaten dan BP2HP se-Indonesia undangan Workshop Evaluasi Kinerja HTI dapat didownload pada link dibawah ini.
Download
Posted by Nukil On 23.48 No comments READ FULL POST

Jumat, 15 Maret 2013

Direktorat Bina Usaha Hutan Tanaman akan menyelenggarakan Workshop Evaluasi Kinerja Hutan Tanaman Industri yang akan dilaksanakan pada :
Hari / Tgl : Rabu-Kamis, 27-28 Maret 2013
Tempat : Hotel Ciputra Jl. S. Parman Jakarta
Undangan : Dinas Kehutanan Provinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten, BP2HP, Pemegang IUPHHK-HT, Pemegang Hak Pengelolaan, LP-PHPL

Posted by Nukil On 01.01 No comments READ FULL POST

Kamis, 14 Maret 2013


Posted by Nukil On 09.10 No comments READ FULL POST
Menjelang tibanya 30 tahun hari Bhakti Rimbawan pada tanggal 16 Maret 2013, Kementerian Kehutanan menyelenggarakan berbagai lomba untuk memeriahkan acara dimaksud antara lain pertandingan olahraga : futsal, tenis meja, tenis lapangan, upacara bendera, tari sajojo dan lomba hiburan seperti balap bakiak, balap karung dan titian bambu.

Peringatan hari Bhakti Rimbawan ke-30 ini mengambil tema "Memperkokoh Jiwa Korsa Rimbawan dalam Mewujudkan Pelayanan Prima”. Puncak peringatan hari Bhakti Rimbawan yang ke-30 akan diadakan dengan Upacara Bendera pada tanggal 18 Maret 2012 yang akan dipimpin oleh Menteri Kehutanan RI.

Peringatan hari Bhakti Rimbawan juga diperingati oleh seluruh jajaran Rimbawan di seluruh Indonesia baik yang berada di Pusat maupun di daerah.

Salam Rimbawan.
Posted by Nukil On 08.42 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    About